Pengembangan Sistem

Terdapat enam pedoman dalam pengembangan program, yaitu
1. Planning
2. Control
3. Design
4. Coding
5. Testing dan
6. Operation and maintenance

1. Perencanaan (Planning)

Tugas utama dari manajemen dalam tahap ini adalah untuk memperkirakan kebutuhan
besarnya sumber daya (khususnya jam kerja) yang dibutuhkan dalam pengembangan,
pengadaan, dan penerapan software. Jika, sebagai contoh, s/w di buat di rumah (in house),
manajemen harus berusaha untuk memperkirakan berapa jumlah baris kode (program) yang
di ketik atau banyaknya fungsi yang di buat.

Jika suatu software akan dikembangkan dan diimplementasikan secara in-house, manajemen
harus memanfaatkan lima teknik perencanaan biaya yang di buat oleh Boehm (1984) sbb :
1.
Algorithmic Models (model algoritma) : model ini akan memperkirakan jumlah sumber
daya yang dibutuhkan berdasar pada faktor biaya, sebagai contoh memperkirakan
jumlah instruksi yang harus di ketik (di tulis), bahasa pemrograman yang digunakan, dan
perubahan pada permintaan kebutuhan. Dengan menggunakan model COCOMO
(Boehm’s (1981)).
2. Expert Judgment (penilaian seorang ahli), seorang ahli dapat memperkirakan kebutuhan
sumber daya yang diperlukan dalam proyek / pembuatan program. Menurut penelitian
Vicinanza et el’s (1991), seorang ahli dapat menjadi pembuat perkiraan yang lebih baik
untuk menentukan sumber daya jika dibanding dengan model algoritma.
3. Analogy (analogi) : jika proyek software yang sama pernah dibuat, penentuan sumber
daya yang dibutuhkan dapat di dasarkan pada pengalaman sebelumnya.
4. Top-Down Estimation (Perkiraan atas-bawah) : proyek di pecah kedalam beberapa tugas
(pekerjaan), dan penentuan sumber daya yang dibutuhkan oleh setiap tugas tersebut
baru dibuat.
5.
Bottom-Up Estimation (Perkiraan bawah-atas) : jika tugas-tugas sudah di buat terlebih
dahulu, kebutuhan sumber daya untuk masing-masing dapat diperkirakan dan di
satukan / dikumpulkan untuk keperluan seluruh kebutuhan proyek.

Pengendalian (Control)

Pada tahap kontrol ini, ada dua tujuan utama yaitu :
1. Untuk memonitor kemajuan dan beberapa tahap pada siklus hidup s/w agar tidak
bertentangan dengan rencana awal.
2. Mengontrol tugas pengembangan, pengadaan dan implementasi s/w, agar s/w dapat di
produksi secara autentik, akurat dan lengkap.

2. Perancangan (Design)

Dalam tahap desain, seorang programmer bertugas untuk menspesifikasikan struktur dan
operasi dari program untuk menemukan artikulasi yang dibutuhkan selama tahap proses
informasi sistem desain dari pengembangan sistem.

Selama tahap ini, perhatian utama seorang auditor adalah untuk menentukan apakah
programmer menggunakan suatu tipe khusus dari pendekatan sistematik untuk desain.
Auditor harus mengubah keinginannya berdasarkan beberapa faktor seperti ukuran dan bahan
dari suatu program.

Seorang auditor juga dapat memperoleh bukti dari proses desain dengan melakukan
interview, observasi, dan review dari dokumentasi. Mereka dapat berkomunikasi dengan
programmer, apakah mereka dapat memahami tentang kebutuhan dengan menggunakan
pendekatan yang sistematik untuk desain, jika ya, bagaimana menggunakannya.

Auditor juga dapat mengamati apakah programmer menggunakan pendekatan sistematik
untuk mendesain program.
Mereka juga dapat meninjau dokumentasi program, apakah memiliki struktur chart sebagai
bukti programmer menggunakan pendekatan yang sistematik untuk mendesain.

3. Pengkodean (Coding)

Tahap koding (pengetikan / penulisan program) dilakukan pada saat s/w akan dibuat atau
dimodifikasi. Selama tahap ini, programmer akan menulis dan mendokumentasikan source
code (program sumber) dalam bahasa pemrograman untuk mengimplementasikan desain
program.

Strategi Implementasi modul dan integrasi
Tiga strategi utama dari implementasi modul dan integrasi adalah sbb :
1.
Top-Down, strategi ini digunakan jika, modul level atas (high-level modules) dibuat
(coding), di test, dan diintegrasikan sebelum modul level bawah (low-level modules).
Keuntungannya adalah kesalahan pada modul level atas dapat teridentifikasi lebih dini,
kerugiannya adalah pada saat uji coba program akan menemui kesulitan ketika modul
level bawah menemukan kesalahan fungsi input-output yang sangat sulit.
2. Bottom up, strategi ini digunakan jika, modul level bawah di buat (coding), di test, dan
diintegrasikan sebelum modul level atas di buat. Keuntungannya adalah modul level
rendah yang merupakan operasi yang paling sulit di implementasikan dan diuji terlebih
dahulu. Kerugiannya adalah pendekatan ini sangat sulit untuk di teliti seluruh
operasinya, sebelum programnya selesai dibuat.
3. Threads (rangkaian / untaian), strategi ini digunakan jika, keputusan dibuat terlebih
dahulu untuk fungsi program yang akan dibuat, kemudian modul yang akan
mendukungnya baru dibuat dan kemudian diimplementasikan untuk menghasilkan
fungsi yang penting. Keuntungannya adalah fungsi yang paling penting di
implementasikan terlebih dahulu. Kerugiannya adalah integrasi dari modul yang
berikutnya mungkin akan lebih sulit, jika dibandingkan dengan pendekatan top-down
atau bottom-up.

Auditor perlu mencari bukti yang benar dengan cara uji coba oleh manajemen program dalam
memilih strategi implementasi modul dan integrasi. Khususnya pada program yang besar,
penggunaan strategi yang salah (jelek) dapat mengakibatkan program yang dihasilkan menjadi
kurang berkualitas.
Auditor dapat melakukan wawancara untuk menguji apakah manajemen menggunakan
pendekatan sistematik untuk memilih strategi implementasi modul dan integrasi. Mereka juga
dapat menguji dokumentasi program untuk memperoleh bukti tipe strategi yang telah di
adopsi (di pilih).

Strategi Coding
Menurut konvensi (kesepakatan) program terstruktur, terdapat tiga dasar struktur utama
dalam struktur kontrol yaitu (lihat gbr.5.5) :
1. Urutan sederhana (simple sequence - SEQUENCE)
2. Pemilihan dengan seleksi (selection based on a test – IF-THEN-ELSE) dan
3. Pengulangan kondisi (conditional repetition-DO WHILE)

Jika konvensi pemrograman terstruktur di penuhi, dapat dipastikan bahwa para programmer
akan membuat source-code yang tingkat kesalahannya kecil, mudah untuk dimengerti dan
mudah untuk dirawat.
Auditor dapat mencari bukti untuk memastikan apakah manajemen programming di jamin di
buat oleh programmer mengikuti struktur programming yang telah di sepakati. Mereka dapat
melakukan wawancara dengan manager atau programmer tentang tugas dan cara yang
dilakukannya dalam membuat program.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS